Selasa, 30 Mei 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Fasilitas Pengelolaan PCBs Non Thermal Pertama, Ini Bahayanya Terkontaminasi Senyawa PCBs

Peristiwa Kanemi Yusho di Jepang pada 1968 menjadi pembelajaran penting menjaga lingkungan dan mata rantai makanan manusia dari terkontaminasi senyawa PCBs yang terdapat pada trafo dan kapasitor listrik.

Jumat, 19 Mei 2023
A A
Bahaya senyawa PCBs salah satunya pigmentasi pada manusia hingga kematian. Foto ilustrasi victoria_regen/pixabay.com.

Bahaya senyawa PCBs salah satunya pigmentasi pada manusia hingga kematian. Foto ilustrasi victoria_regen/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Indonesia kini memiliki fasilitas pengelolaan senyawa Polychlorinated Biphenyls atau Bifenil Poliklorinasi (PCBs) non thermal. Ini merupakan fasilitas pertama dan satu-satunya di Tanah Air dalam pengelolaan limbah tercemar senyawa PCBs dengan metode tanpa pembakaran.

PCBs adalah senyawa yang sangat berbahaya dan beracun yang saat ini masih terdapat pada trafo dan kapasitor listrik, terutama pada minyak dielektrik (oli) yang terkandung di dalam kedua peralatan tersebut. PCBs telah terbukti menyebabkan berbagai jenis kanker [karsinogenik], kerusakan syaraf, gangguan sistem pencernaan, memicu kemandulan dan ketidakseimbangan hormon.

Dalam dosis yang tinggi, PCBs dapat menyebakan kematian dan keracunan massal seperti terjadi di Jepang pada tahun 1968 yang dikenal dengan peristiwa Kanemi Yusho, minyak beras yang diketahui terkontaminasi senyawa PCBs.

Baca Juga: Kasus Pencemaran Lingkungan, GM dan Direktur PT SIPP Terancam 10 Tahun Bui

Tercatat 15.000 penduduk di wilayah utara Kyushu Jepang, menderita pigmentasi pada kulit, peningkatan angka kematian janin, serta tercatat sebanyak 400.000 kasus kematian ternak unggas.

Sebelas tahun kemudian peristiwa terkontaminasi senyawa PCBs melanda Taiwan tengah pada 1979 dan 1980. Dilaporkan sebanyak 1.843 kasus dengan gejala penyakit yang sama dengan peristiwa Kanemi Yusho.

Kasus terkontaminasi senyawa PCBs di Taiwan ini menyerang pada kelompok usia 11 hingga 20 tahun, serta bayi yang baru dilahirkan dengan gejala hiperpigmentasi dari ibu yang terkontaminasi PCBs.

Baca Juga: Walhi: Make Mercury History Hanya Jadi Jargon Apabila Tak Sentuh Akar Masalah

Selain membahayakan bagi manusia, lingkungan yang tercemar PCBs sulit dihancurkan secara alami. Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) mengungkap, adanya pencemaran PCBs di Sungai Citarum, Ciliwung dan Cisadane, yang berdampak pada puluhan jenis ikan konsumsi di sungai dan pesisir laut Indonesia, bahkan telah terdeteksi pada air susu ibu di beberapa kota di Jawa dan Sumatera.

Saat ini diperkirakan 10 persen dari minimal 1,2 juta unit trafo aktif yang dimiliki oleh industri di Tanah Air, terutama dari sektor yang membutuhkan dan mengelola energi listrik besar seperti industri pembangkitan, minyak dan gas, kimia, pulp dan kertas, besi baja, pertambangan serta manufaktur, diduga terkontaminasi PCBs dengan total potensi limbah sebesar lebih dari 800.000 ton yang sebagian besar bersumber dari kontaminasi silang PCBs, yaitu ketika trafo bersih terjangkit PCBs dari trafo lain yang terkontaminasi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati mengemukakan, Indonesia kini memiliki fasilitas pengelolaan PCBs non thermal pertama.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Kanemi Yushokapasitor listrikKementerian LHKlimbah B3Pencemaran lingkungansenyawa PCBsterkontaminasi PCBstrafoUNIDO

Editor

Next Post
Harimau sumatera yang jadi korban jerat. Foto ppid.menlhk.go.id.

Ini Bahaya Jerat Babi di Pasaman

Discussion about this post

TERKINI

  • Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (tengah) dicalonkan sebagai Presiden Organisasi Meteorologi Dunia. Foto Dok. BMKG.Kepala BMKG Dicalonkan Sebagai Presiden WMO, Siapkan Tiga Misi Utama
    In News
    Minggu, 28 Mei 2023
  • Rencana pembangunan IKN di Kalimantan Timur. Foto ikn.go.id.Deforestasi IKN 30 Persen, Butuh Waktu 99 Tahun Menghutankan Kembali
    In Lingkungan
    Sabtu, 27 Mei 2023
  • PFI Yogyakarta menggelar pameran foto gempa Yogya 2006 dengan tajuk Kilas Pitulas Gempa Yogya-Jawa Tengah selama satu pekan sejak Jumat, 26 Mei 2023. Foto Ist.Pameran Foto Kilas Pitulas Gempa Yogya 2006
    In News
    Jumat, 26 Mei 2023
  • Kalbar siaga darurat karhutla. Foto tangkap layar Sipongi, pada Kamis malam, 25 Mei 2023, sebaran titik panas di wilayah Kalimantan Barat.Kalbar Siaga Darurat Karhutla, Ketapang Terbanyak Titik Panas
    In News
    Kamis, 25 Mei 2023
  • Gempa dengan magnitudo 6,2 terjadi di Laut Saumlaki, Maluku pada Rabu malam, 24 Mei 2023 pukul 22.49 WIB. Foto tangkap layar Google Earth pusat gempa berdasarkan koordinat BMKG.Tiga Gempa Hingga Skala 6,2 Magnitudo Guncang Laut Indonesia
    In News
    Kamis, 25 Mei 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media