Selasa, 3 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Walhi Beberkan Solusi Palsu Krisis Iklim dalam Kebijakan Pemerintah

Walhi mempertanyakan keseriusan pemerintah Indonesia mengatasi krisis iklim yang terjadi. Mengingat sejumlah kebijakan yang dibuat tak benar-benar berpihak pada upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Jumat, 11 November 2022
A A
Ilustrasi pembukaan hutan untuk pertambangan emas. Foto Mhy/pixabay.com

Ilustrasi pembukaan hutan untuk pertambangan emas. Foto Mhy/pixabay.com

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Isi pidato Wakil Presiden Indonesia, Ma’ruf Amin dalam World Leaders Summit Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP27 di Mesir pada 7 November 2022 dipertanyakan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Lantaran pidato penting di depan lebih dari 190 pemimpin dunia tersebut alpa memotret kerusakan ekologis hingga krisis iklim yang terjadi di Indonesia.

Berbagai inisiatif berbasis masyarakat lokal dan adat dalam aksi mitigasi dan adaptasi iklim pun luput tersampaikan. Bahkan, klaim Indonesia bahwa perhelatan G20 contoh pemulihan hijau yang inklusif juga patut dipertanyakan. Sepanjang hampir setahun presidensi Indonesia dalam G20, ada upaya meredam aspirasi publik hingga pembatasan kegiatan masyarakat.

“G20 berkesan elitis, eksklusif dan jauh dari persoalan mendasar rakyat,” tegas Kepala Divisi Kajian dan Hukum Lingkungan Walhi Nasional, Puspa Dewi dalam siaran pers Walhi tertanggal 9 November 2022.

Baca Juga: Awas Cuaca Ekstrem, Ribuan Warga Lampung dan Sumut Terdampak Banjir

Sebaliknya, poin-poin pidato Ma’ruf Amin justru dikritisi. Ma’ruf Amin menyampaikan, bahwa berbagai pihak belum mengimplementasikan ambisi aksi iklim pasca COP26 Glasgow.

“Pidato tersebut dinilai sebagai fakta sekaligus ironi,” kata Puspa Dewi.

Ironi karena pemerintah Indonesia juga menjadi bagian dari pihak yang belum secara serius dan ambisius mengimplementasikan aksi iklim. Kebijakan dan aksi iklim Indonesia belum mengarah pada peta jalan pengurangan emisi berdasar rekomendasi berbasis sains.

“Dan masih mengakomodir berbagai solusi palsu,” imbuh Puspa.

Baca Juga: Serba Serbi KTT G20, BMKG Perbarui Aplikasi InfoBMKG

Gagasan mendorong kontribusi semua pihak sesuai kapasitas dengan semangat burden sharing yang disampaikan Ma’ruf Amin perlu diapresiasi. Namun, semangat berbagi beban perlu dikritisi sebagai upaya negara maju menghindari tanggung jawabnya sebagai pihak paling besar kontribusinya pada krisis iklim.

Sementara negara berkembang dan miskin dibiarkan sendirian menanggung beban atas dampak krisis iklim melalui berbagai bencana, seperti siklon tropis, gelompang panas, banjir rob, kekeringan, dan lainnya.

Baca Juga: Konflik Harimau dengan Manusia di Pelalawan, Warga Diimbau Tidak Keluar Malam

Ma’ruf Amin menyebut enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia sebagai salah satu langkah nyata lead by example.

Berdasarkan data Climate Action Tracker (CAT) per November 2022, Indonesia memang termasuk satu dari 25 negara yang memperbaharui NDC. Namun Indonesia tidak termasuk dari empat negara dengan kategori stronger NDC target.

Apabila ingin memimpin dengan memberi contoh, Indonesia seharusnya menguatkan target pengurangan emisi sektoral secara proporsional dengan tidak membebankan kontribusi pengurangan emisi hingga sebesar 60 persen pada sektor kehutanan.

Baca Juga: Yogya, Jabar, Jateng dan Bengkulu Siaga Dampak Hujan Lebat Hari Ini

“Dan strategi FOLU Net Sink 2030 ini rentan ditunggangi skema offset,” jelas Manajer Kampanye Tambang dan Energi Walhi, Fanny Tri Jambore.

Yakni skema yang dinilai gagal dalam pengurangan emisi GRK. Sebab entitas negara dan korporasi tetap dibiarkan melepas emisi dari sumber mereka dengan membeli stok karbon yang masih terjaga di tempat lain. Skema penyeimbangan karbon semacam ini tidak akan mampu menurunkan emisi dan menahan suhu bumi di bawah 1,5 celcius.

Alih-alih menurunkan emisi, justru akan terus memperpanjang operasi industri ekstraktif dan penggunaan bahan bakar fosil. Perhitungan emisi global mengindikasikan kegagalan skema offset dalam mengurangi emisi pada sumbernya. Di mana lebih dari 59 miliar ton CO2e emisi (carbon dioxide equivalent) alias jejak karbon masih terus dilepaskan ke atmosfer setiap tahun.

Baca Juga: Banjir Aceh Tamiang, Seratus Ribuan Warga Mengungsi 43 Kampung Terisolir

“Klaim penerapan pajak karbon oleh pemerintah Indonesia juga gimmick semata,” ujar Fanny.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: COP27emisi globalEnergi fosilG20industri bateraikendaraan listrikkonservasi lautkrisis iklimpemerintah Indonesiapemulihan hijaupengurangan emisi GRKpertambangan nikelsolusi palsuWakil Presiden Indonesia Ma'ruf AminWalhi

Editor

Next Post
Peta potensi tsunami dari dampak skenario gempa megathrust pantai selatan Jawa. Foto @widjokongko/twitter

Dampak Gempa Megathrust di Selatan Jawa Melebihi Tsunami Aceh, Mitigasi Serius Segera

Discussion about this post

TERKINI

  • Suasana koordinasi tim SAR gabungan untuk evakuasi korban longsor tambang galian C di Gunung Kuda, Cirebon, 2 Juni 2025. Foto BPBD Cirebon.Ada Empat Perizinan Usaha Tambang Galian C di Blok Gunung Kuda di Cirebon
    In Lingkungan
    Senin, 2 Juni 2025
  • Kebun Raya Sriwijaya di Sumatera Selatan. Foto Dok. KRS.Kebun Raya Sriwijaya Menuju Laboratorium Hidup Ekologi
    In News
    Minggu, 1 Juni 2025
  • Lokasi longsor tambang galian C di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang terjadi pada 30 Mei 2025. Foto Dok. Kementerian ESDM.Longsor Tambang Gunung Kuda, Potensi Gerakan Tanah di Wilayah Cirebon Tinggi
    In Bencana
    Minggu, 1 Juni 2025
  • Ilustrasi daging kurban dibungkus daun jati. Foto kemenagsidoarjo.com.Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
    In News
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Suasana aktivitas di sekitar tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon usai longsor, 30 Mei 2025. Foto Dok. BPBD Cirebon.Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
    In Bencana
    Sabtu, 31 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media