Wanaloka.com – Prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) menjadi solusi jitu atasi sampah plastik dan dengan penerapan teknologi, limbah plastik dapat menjadi material bermanfaat.
Saat ini, UMY melalui salah satu pusat studinya, EDGc (Environmental, Disaster, and Geo-Spatial Center) berkolaborasi dengan GSTC (Guwosari Training Center) mengolah sampah plastik menjadi material struktur.
Limbah plastik menjadi persoalan krusial terhadap lingkungan. Selain tidak bisa terurai sekalipun dibakar, sampah plastik acapkali digunakan dan dimanfaatkan sehari-hari, hingga volume limbah plastik terus bertambah.
Baca Juga: MoU Indonesia-Norwegia untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Kehutanan
Limbah plastik dengan ragam bentuk kerap ditemukan dan digunakan rumah tangga, perkantoran juga di ruang publik.
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menunjukkan jumlah timbulan sampah secara nasional di tahun 2021 mencapai 29.565.740,01 ton.
Sedangkan, berdasarkan klasifikasi, penyumbang sampah terbesar adalah rumah tangga (40,8 persen). Untuk jenis sampah terbesar sisa makanan (40,5 persen).

Discussion about this post